English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Kamis, 21 April 2011

Mengumpat Bisa Mengurangi Rasa Sakit

VIVAnews - Sumpah serapah yang selama ini dianggap tabu, bisa jadi dianjurkan dalam dunia medis. Itu karena penelitian menemukan kalau umpatan memiliki efek obat penghilang rasa sakit yang kuat, terutama bagi orang yang jarang melakukannya.
Tim peneliti dari Keele University, Inggris, menguji teori ini pada mahasiswa yang tangannya dicelupkan pada air dingin. Saat memegangnya, mereka mengumpat dengan kata-kata kasar berulang kali.
Mereka kemudian diminta melakukan hal itu lagi, tetapi menggunakan frase yang lebih sopan sebagai gantinya. Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa mampu menahan tangan  dalam air es untuk lebih lama saat melakukan umpatan berulang-ulang. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara umpatan dengan peningkatan toleransi rasa sakit.
Mereka juga menemukan bahwa efek tersebut empat kali lebih mungkin bekerja pada mahasiswa yang jarang melakukan umpatan. Tim percaya efek tersebut terjadi karena memicu respons "pertarungan atau pelarian".
Denyut jantung cepat mahasiswa yang mengulang umpatan menunjukkan peningkatan agresi. Dalam respons pertarungan klasik atau pelarian, bisa mengecilkan kelemahan dan mendukung toleransi rasa sakit menjadi lebih baik.
Hasil penelitian membuktikan bahwa mengumpat tidak hanya memicu respons emosional, tetapi juga  fisik. Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa terdapat sejarah kutukan berusia berabad-abad bahkan masih berlanjut hingga hari ini.
"Menyumpah, mengumpat atau apapun itu telah dilakukan selama berabad-abad dan bersifat universal dalam fenomena linguistik manusia," kata Dr. Richard Stephens, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Telegraph.
Menurutnya mengutuk atau mengumpat membangkitkan pusat respons emosi pada otak, yang terdapat di otak bagian kanan. Sedangkan, sebagian besar produksi bahasa terjadi di otak bagian otak kiri.
''Penelitian kami menunjukkan alasan potensial mengapa sumpah serapah atau kutukan terus terjadi dan masih ada hingga hari ini," kata Dr. Richard.


sumber

5 komentar:

Mad Buddy mengatakan...

Mulai hari ini saya akan belajar mengumpat to release the pain & sorrow.....hehehe :D

Raffie9 mengatakan...

ah, ga setuju ah, mengumpat itu kan ga baik... apa lagi sampai menyumpah serapah... kan ga baik.. iya kan?? iya kan?? hhee :D

Unknown mengatakan...

@mas made budi,.
ehehehehehe
tp jgn kasar" bgt mas ngumpat org..
:)

@affie9,.
ia jg see fie,.
tp nhe kan uda sampe d teliti ma prof sno.
klu gt kemungkinan nhe emg bnr..
ehehehehehehehehehehe

senyum abadi mengatakan...

Maaph sobb kalo ga' nyambung dengan artikelnya tapi Sobat dapat award lagi silahkan ambil di SINI..

Unknown mengatakan...

@zhanaz45,.
thanks bgt gan..
uda bnyk bgt ngasih award ma sya..
:D

Posting Komentar