Setiap dari kita, saat ini sebenarnya sedang berada dalam sebuah penantian menuju perjalanan yang meletihkan dan melelahkan. Sebuah perjalanan panjang menuju negeri keabadian, negeri yang akan memisahkan orang-orang fajir dan orang2 sholeh yang beriman, negeri yang iman seseorang akan memberikan manfaat baginya sedang penyesalan tidak membawa manfaat baginya.
Inilah sebuah fase perjalanan yang membuat manusia akan berkata, “sungguh hidup kita di dunia tak lebih dari sesaat saja.” Bagaimana mereka tidak mengatakan bahwa 60 tahun hidup yang mereka jalani di dunia bagai hidup sesaat saja? Bukankah satu hari di padang masyar seperti 50.000 tahun hidup yang sesungguhnya ? bagaimana kita dapat membayangkan letih dan lamanya masa saat itu? Hidup dalam keadaan telanjang tanpa mengenakan benang selembar pun, berdiri di atas tanah yang hanya cukup untuk kedua telapak kaki, tanpa makanan dan minuan, tanpa naungan dan hiburan, tanpa hubungan nasab dan tali persaudaraan.
Seluruh manusia sejak Adam As. Hingga mereka yang menyaksikan kehancuran alam semesta akan dikumpulkan menjadi satu. Langit dan bumi sudah diganti dengan yang baru. Matahari didekatkan hingga 1 mil di atas ubun-ubun manusia, keringat bercucuran bahkan hampir menenggelamkannya, dan semua hanya akan sibuk dengan dirinya sendiri. Sebuah pemandangan yang paling mengerikan dan menakutkan bagi setiap yang menyaksikan.
Sungguh, seorang hamba akan membuat garis hidupnya untuk menghadapi kehidupan di dunia ini dan akherat kelak. Ada seorang yang datang kepada Sufyan Ats Tsauri -rhm- lalu berkata, “Berilah aku nasehat”, kemudian Sufyan berkata, “beramallah kamu untuk dunia sesuia dengan lamanya kamu tinggal disitu; dan beramallah untuk akheratmu sesuai dengan kekalan dan keselamatanmu di akherat.”
Semoga, kita semakin sadar akan makna hudup yang hakiki. Karena kita tahu, tiada tempat bagi seorang yang akan dihuni setelah kematiannya kecuali tempat tinggal yang telah ia bangun sebelum kematiannya..
Semoga dalam setiap jari ini mengetik, berbuah kata, kalimat, serta artikel sederhana, tidak hanya menambah wawasan tetapi juga ketaqwaan kita pada-Nya.
Alhaqqu mirrobbika falaa takumminal mumtariin (kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang2 yang ragu)
Wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamun.
Wallahu ‘Alam. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar